Rabu, 05 Oktober 2011

Peribahasa


Peribahasa adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, pepatah. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu perbandingan makna yang sangat jelas karena didahului oleh perkataan "seolah-olah", "ibarat", "bak", "seperti", "laksana", "macam", "bagai", dan "umpama"
(peribahasa)=(arti peribahasanya)

Contoh
1.       Ada air ada ikan=Dimanapun kita tinggal,rezeki akan selalu ada
2.       Ada gula ada semut=Dimana banyak kesenangan disitulah banyak orang datang
3.       Ada rotan ada duri=kesenangan tentu ada kesusahan
4.       Ada ubi ada talas,ada budi ada balas=kejahatan dibalas dengan kejahatan,kebikkan dibalas dengan kebaikkan
5.       Ada udang di balik batu=ada suatu maksud yang tersembunyi
6.       Air beriak tanda tak dalam=orang yang banyak bicara atau sombong biasanya kurang ilmunya
7.       Air cucuran atap jatuh ke pelimbahannya=biasanya sifat menurut teladan orang tuanya
8.       Air di daun keladi=sukar di ajar atau dinasihati
9.       Air di cencang tiada putus=persaudaraan tidak akan putas karena hanya perselisihian kecil
10.   Air jernih ikannya jinak=negeri yang serba teratur dengan penduduknya yang serba baik,baik pula budi bahasanya.
11.   Air pun ada pasang surutnya=senang dan susah selalu silih berganti
12.   Air susu dibalas dengan air tuba=perbuatan baik dibalas dengan perbuatan jahat
13.   Air tenang biasanya menghanyutkan=orang yang pendiam biasanya banyak pengetahuannya
14.   Air yang tenang jangan disangka tiada berbuaya=orang pendiam jangan disangka tidak berani
15.   Api dalam sekam=hal-hal tidak baik yang tidak tampak dan bahkan semakin membahayakan
16.   Asam di darat,ikan di laut bertemu di belanga=laki-laki dan perempuan kalau sudah jodoh pasti akan bertemu juga
17.   Bagai anjing beranak enam=kurus sekali
18.   Bagai di sayap dengan sembilu=rasa hati yang sangat pedih
19.   Bagai duri di dalam daging=suatu yang selalu menyakitkan hati dan mengganggu pikiran
20.   Bagai itik pulang petang=sangat lambat jalannya
21.   Bagai mendapat durian runtuh=mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka
22.   Bagai menulis di atas air=melakukan perkerjaan yang sangat sukar atau membawa mustahil secara hasil
23.   Bagai pinang dibelah dua=sama persis
24.   Bagai rambut di belah seribu=sedikit sekali
25.   Bagai rumah ditepi tebing=selalu dalam kecemasan dan ketakutan
26.   Bagai telur di ujung tanjuk=terancam bahaya
27.   Bagaimana ditanam begitulah dituai=tiap-tiap orang ber buat jahat,jahatlah balasannya,begitu sebaliknya
28.   Bahasa menunjukkan bangsa=budi bahasa atau pangrai serta tutr kata menunnjukkan sifat serta tabitatnya
29.   Ilmu padi,kian berisi kian runduk=makin berilmu tidak sombong
30.   Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama=setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di dunia. Seandainya baik perbuatannya, maka sudah barang tentu namanya akan dikenang sebagai orang baik dan sebaliknya.
31.   Bagai pungguk merindukan bulan= seseorang yang membayangkan atau menghayalkan sesuatu yang tidak mungkin.

32.   Bagai Makan Buah Simalakama= bagai seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit untuk dipilih.
33.   Kalah jadi abu, menang jadi arang = menang kalah sama saja, sama-sama merugi
34.   Sudah jadi abu arang = telah rusak sama sekali
35.   Sebagai abu di atas tunggul = sulit sekali, mudah jatuh
36.   Berdiang di abu dingin = minta pertolongan kepada orang yang miskin
37.   Mengabui mata orang = menipu atau membuat bodoh orang
38.   Asal ada, kecilpun pada = Kalau tak ada rejeki yang banyak, rejeki yang sedikitpun sudah cukup
39.   Ketika ada sama dimakan, waktu tak ada sama ditahan = sama-sama berbahagia dan sama-sama menderita
40.   Ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan = uang simpanan kita jangan dihambur-hamburkan, supaya kelak tidak menyusahkan kita sendiri
41.   Ada udang dibalik batu = ada maksud tertentu
42.   Harap pada yang ada, cemas pada yang tidak = orang yang kurang sabar
43.   Tak ada tolak angsurnya = tak mau mengalah sedikitpun
44.   Adat teluk timbunan kapal=Kita meminta atau meminjam kepada yang punya dan kita bertanya kepada yang pandai
45.   Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam=Orang muda harus sabar jika merindukan sesuatu, orang tua harus sabar jika menghadapi  kesukaran
46.   Adat hidup tolong-menolong, adat mati jenguk-menjenguk=Hendaklah kita tolong menolong dalam segala hal
47.   Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung=segala sesuatu harus kita kerjakan, menurut adat-istiadat atau kebiasaan yang berlaku
48.   Adat dunia balas-membalas, syariat palu-memalu=baik dibalas dengan baik, jahat dibalas dengan jahat
49.   Adat rimba raya, siapa berani ditaati=manusia yang tidak mempergunakan akalnya, hanya mempergunakan kekerasan atau kepuasan saja
50.   Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah=hendaklah kita hidup menurut adat yang baik
51.   Air tenang menghanyutkan =orang pendiam biasanya banyak ilmu
52.   Bagai air didaun talas = Orang yang tidak tetap pendiriannya
53.   Ada air ada ikan = Dimana kita tinggal, disitulah kita mendapat rezeki
54.   Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang juga=Budi baik tak dapat dilupakan selama-lamanya
55.   Biar badan Penat,asal hati senang=Kalau hati senang, segala susah payah tak akan terasa
56.   Badan dapat dimiliki, hati tak dapat dimiliki=Orang yang selalu menurut apa yang diperintahkan tetapi dalam hatinya tetap menyangkal dan melawan
57.   Selama hayat dikandung badan =Selama kita hidup
58.   Menjemur bangkai ke atas bukit =Menceritakan keahlian diri sendiri kepada orang lain
59.   Menegakkan benang basah =Mengerjakan seseuatu yang sia – sia saja
60.   Sehari selembar benang, lama-lama jadi sehelai kain =Peri perbuatan orang yang sabar dan tak lekas putus asa, Lama – lama berhasil juga
61.   Putus benang dapat dihubung, putus arang susah sekali=
Perselisihan antara saudar sendiri, mudah berbaik kembali,tetapi persengketaan dengan orang lain sukar untuk diselesaikan
62.   Tak benang batu digelas = Dalam hal ketiadaan, apa yang ada dipakai
63.   Tiap – tiap celaka ada gunanya=Orang yang telah mendapat celaka itu tentu akan insaf lalu berhati – hati, Supaya jangan terulang lagi
64.   Tuah Anjing Celaka kuda =Berbahagia buat orang lain belum tentu berbahagia buat kita,Kadang – kadang merusakkan
65.   Jangan bercermin air keruh =Jangan mencontoh yang buruk
66.   Kilat Cermin Sudah kemuka,kilat berlium sudah kekaki =Maksud yang jahat itu sudah diketahui
67.   Membusungkan dada = Angkuh dan sombong,
68.   Merengkuh kedada = Mau banyak saja
69.   Dalam lautan dapat diduga,dalam hati siapa tahu=Tak dapat kita mengetahui isi hati orang lain
70.   Dalam sudah keajukan, dangkal sudah keseberang=Telah diketahui isi dan maksud hati seseorang
71.   Dilepas tapi dipegang ekor=Menyuruh atau melepas dengan setengah hati
72.   Habis minyak sepasu, ekor anjing tidak akan lurus=Sukar akan memperbaiki orang jahat itu, karena bila ada kesempatan Pastilah ia akan berbuat kejahatan pula
73.   Seperti emas yang baru disepuh=Perempuan yang sangat elok parasnya
74.   Emas disangka Loyang=Karena miskin dan melarat, dia sangka orang jahat, padahal ia seseorang yang tinggi budi dan prikemanusiaannya
75.   Hutang Emas boleh dibayar, hutang budi dibawa mati=Budi yang baik itu akan diingat selama-lamanya
76.   Emas berpeti, kerbau berkandang=Hendaknya harta benda kita hemat dan pelihara baik - baik
77.   Tak ada gading yang tak retak=Segala sesuatu tak ada yang sempurna pasti ada cacatnya
78.   Baru dapat gading bertuah,terbuang tanduk kerbau mati =Orang yang tidak mengindahkan yang lama, karena telah dapat yang baru Yang lebih indah
79.   Semahal – mahal gading, kalau patah tidak berguna=Semulia-mulia orang, kalau ia berbuat kejahatan,pasti tak akan berharga lagi dalam masyarakat
80.   Seperti Harimau menyembunyikan kukunya=Orang yang binasa karena ilmunya atau pangkatnya
81.   Harimau mati meninggalkan belang,gajah mati meninggalkan gading,manusia mati meninggalkan nama=Orang yang baik budi dan tingkah lakunya, walau ia sudah mati namanya tetap disebut orang juga
82.   Bagai Harimau beranak muda = Sangat ganas kepada istrinya
83.   Tak akan harimau makan anaknya=Mustahil ayah akan membinasakan anaknya, walu ia berdosa besar sekalipun
84.   Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggala=Kasih ibu tiada hingganya, tapi kasih anak terbatas, kadang-kadang tak ada sama sekali
85.   Ilmu yang tidak dengan amal , seperti pohon kayu yang tidak berbuah=Pengetahuan itu harus dipergunakan, supaya ada manfaatnya.
86.   Jerat tiada lupa akan pelanduk,tapi pelanduk lupa akan jerat=Seseorang yang telah menipu atau berbuat jahat akan dapat pembalasan Kejahatan itu, karena ia kerap kali lupa akan kejahatan itu
87.   Jiwa Bergantung diujung rambut=Dalam keadaan yang berbahaya, jiwa terancam
88.   Hutang jiwa dibayar dengan jiwa = Siapa yang berbuat jahat, jahat pula pembalasannya
89.   Hati panas lupalah kacang akan kulitnya=Seseorang yang telah mendapat kesenangan dan berbahagiaan, lupa ia akan asalnya dan kepada sahabat kenalannya
90.   Seperti kambing dikuliti hidup – hidup = Menderita kesakitan yang tak terhingga seperti kambing dengan harimau Orang yang sudah lemah melawan orang yang berkuasa
91.   Seperti kambing harga 3 kupang =Orang kecil baru berkuasa biasanya membanggakan kekuasaanya
92.   Bagai berlaki anak semang = Perempuan yang menggampangkan saja satu perkara dengan tidak mengindahkan suaminya
93.   Bagai menanti laki pulang maling = Seseorang yang merasa sangan khwatir, kalau – kalau segera akan terjadi sesuatu yang menyusahkan
94.   Dimana tanah dipijak, disitu langit dijunjung = Hendaklah kita menurut adat istiadat yang kita tempati
95.   Kelangit tak sampi, kebumi tak nyata = Seseorang yang belum tamat pelajarannya sehingga menjadi canggung
96.   Kalau langit hendak menimpa bumi, bisakah ditahan dengan telunjuk =Kaum lemah, tak mungkin dapat menghindari diri dari siksaan-siksaan orang yang berkuasa
97.   Seperti seludang menolak mayang =Perihal orang tua yang melepaskan anaknya yang telah dewasa
98.   Mati – mati mandi bair basah, mati berdawat biarlah hitam =Janganlah kepalang tanggung, kerjakanlah sungguh – sungguh biar selesai
99.      Nasi telah menjadi bubur= Kesalahan yang amat disesalkan karena tak dapat diperbaiki
100.   Biar nasi terbuang, asal jangan periuk pecah= Seorang ibu yang sangat susah melahirkan anak biarlah anaknya mati asal ibunya tertolong
101.   Enak nasi Dikunyah-kunyah, Enak kata diperkatakan =Sesuatunya baik diperbincangkan lebih dahulu
102.   Payah – payah dilamun ombak, tercapai juga tanah tepi= Setelah berapa lama ditimpa  kemalangan akhirnya mendapat kesenangan juga
103.   Kasihan Ombak, maka mandi = Menunggu belas kasihan orang
104.   Ombak menggamang mati jauh =Orang yang ragu – ragu akan mengerjakan sesuatu yang telah dipikirkan, tentu tidak akan berhasil dan mendapat kerugian.
105.   Dicubit paha kanan, paha kiripun berasa sakit = Jika salah seorang keluarga kita diganggu atau dianiaya orang, kita pun ikut merasakannya
106.   Ada paha ada kaki, ada nyawa ada rejeki =Tiap-tiap makhluk ada rejekinya masing - masing
107.   Betapapun lurus paku, ujungnya berkelok juga =Orang jahat itu walaupun perkataannya baik akan jahat juga maksudnya
108.   Sebagai menarik rambut dalam tepung, rambut jangan putus, tepung jangan bergerak=
Menyelesaikan sesuatu sangat sulit, meminta kesabaran dan kebijaksanaan yang tiada
terhingga,supaya hasilnya menyenagkan kedua belah pihak
109.   Sembahyang mencari akal, rukuk mencari kira – kira= Pura-pura berbuat baik, tetapi sesungguhnya ia jahat dan tiada senonoh kelakuannya
110.   Bodoh – bodoh sepat, tak makan pancing emas = Sebodoh – bodoh orang dapat juga membedakannya,yang baik atau buruk baginya
111.   Mulut tabuh dapat disumbat, mulut orang bagaimana menyumbatnya=
Jika sesuatu rahasia telah diketahui orang sebentar saja tersiar kemana kemana.
112.   Yang tajam tumpul, yang bisa tawar = Kata-kata yang lemah lembut itu dapat menawarkan hati yang panas dan mendamaikan orang –orang yang berselisih
113.   Setajam – tajam parang , tajam juga mulut orang = Perkataan yang tajam itu lebih pedih rasanya daripada kena pisau belat

Selasa, 04 Oktober 2011

Pantun Jagoan

Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa

Pantun Peribahasa

Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Kehulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian

Kerat kerat kayu diladang
Hendak dibuat hulu cangkul
Berapa berat mata memandang
Barat lagi bahu memikul

Harapkan untung menggamit
Kain dibadan didedahkan
Harapkan guruh dilangit
Air tempayan dicurahkan

Pohon pepaya didalam semak
Pohon manggis sebasar lengan
Kawan tertawa memang banyak
Kawan menangis diharap jangan

Pantun Teka-teki


Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?

Beras ladang sulung tahun
Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi

Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala dibawah ?

Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya

Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya ?

Pantun Pahlawan


Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa

Hang Jebat Hang Kesturi
Budak-budak raja Melaka
Jika hendak jangan dicuri
Mari kita bertentang mata

Kalau orang menjaring ungka
Rebung seiris akan pengukusnya
Kalau arang tercorong kemuka
Ujung keris akan penghapusnya

Redup bintang haripun subuh
Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak

Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang dibumi

Pantun Perpisahan


Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan

Pantun Percintaan


Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta

Burung kakatua
Hinggap dijendela
Siapa yang jatuh cinta
Pasti cemburu buta

Dari jauh pohon randu
Dari dekat pohon jambu
Dari jauh aku rindu
Dari dekat aku malu

Disana gunung disini gunung
Ditengah tengah gunung berapi
Kesana bingung kesini bingung
Itulah namanya jatuh hati

Anak unta siapa yg punya
Menangis iba kehilangan ibu
Bila cinta sudah menyapa
Rindu mulai membara dikalbu

Mulanya duka kini menjadi lara
Teman tiada hanyalah sendu
Bila rindu mulai membara
Itulah tanda cinta berpadu

Hati berdetik dalam cahaya,
Seperti belati menikam dada
Cinta abadi kekal selamanya
Musim berganti tapi wajah takkan lupa

Cinta datang tak berwaktu
Perasaan senang,sedih dan pilu tak menentu
Semua hadir tanpa permisi
Untuk mencoba mengisi hati

Hati-hati minum digelas
Kalau terlepas pecahlah nanti
Cinta hati selalunya ikhlas
Cinta buta yang makan hati

Cinta tak memandang bulu
Cinta juga tak mengenal waktu
Rasakan cinta dihatimu
Betapa indah mengikis kalbu

Ke cimanggis membeli kopiah
Kopiah indah kan kau dapati
Begitu banyak gadis yang singgah
Hanya dinda yang memikat hati

Jika aku seorang pemburu
Anak rusa kan kudapati
Jika dinda merasa cemburu
Tanda cinta masih sejati

Jalan-jalan ke kota paris
Banyak rumah berbaris-baris
Biar mati diujung keris
Asal dapat dinda yang manis…

Dari mana punai melayang,
Dari paya turun ke padi;
Dari mana datangnya sayang,
Dari mata turun ke hati.

Pucuk pauh delima batu,
Anak sembilang di tapak tangan;
Tuan jauh di negeri satu,
Hilang di mata di hati jangan

Pantun Budi


Bunga cina diatas batu
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat budaya tidak berlaku
Sebabnya emas budi terbuang

iantara padi dengan selasih

Yang mana satu tuan luruhkan
Diantara budi dengan kasih
Yang mana satu tuan turutkan

Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya

Sarat perahu muat pinang
Singgah berlabuh di Kuala Daik
Jahat berlaku lagi dikenang
Inikan pula budi yang baik

Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin

Biarlah orang bertanam buluh
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh
Mari kita menanam budi

Ayam jantan si ayam jalak
Jaguh siantan nama diberi
Rezeki tidak saya tolak
Musuh tidak saya cari

Jikalau kita bertanam padi
Senanglah makan adik-beradik
Jikalau kita bertanam budi
Orang yang jahat menjadi baik

Kalau keladi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
Kalau budi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas

Pantun Kias


Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga

Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga

Berburu kepadang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi

Anak Madras menggetah punai
Punai terbang mengirap bulu
Berapa deras arus sungai
Ditolak pasang balik kehulu

Kayu tempinis dari kuala
Dibawa orang pergi Melaka
Berapa manis bernama nira
Simpan lama menjadi cuka

Disangka nenas ditengah padang
Rupanya urat jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari

Pantun Jenaka


Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susu

Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susu

Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat

Sakit kaki ditikam jeruju
Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya

Naik kebukit membeli lada
Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh

Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya

Ada apa diseberang itu
Mentimun busuk dimakan kalong
Ada apa diseberang itu
Bujang bungkuk gadis belong

Pantun Agama


Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa

Kalau tuan jalan ke hulu,

Carikan saya bunga kemboja;
Kalau tuan mati dahulu,
Nantikan saya di pintu syurga


Terluka hati karna kata udah biasa
Namun terluka karna usia sungguh asa
Bila kata dianggap tak bermakna
Tapi usia adalah segalanya

Papua tanah impian jiwa
Kubermimpi melayang terbang kesana
Teman sehati selalu bersua
Karena tak bisa terpisahkan begitu saja

Sunggulah indah si burung pipit
Terbang yang tenang si burung dara
Bila ku tahu bercinta sakit
Takkan ku mulai dari semula

Halia ini tanam-tanaman,
Ke barat juga akan condongnya;
Dunia ini pinjam-pinjaman,
Akhirat juga akan sungguhnya.

Daun terap diatas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba

Bunga kenanga diatas kubur
Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa

Anak ayam turun sepuluh
Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta ampun kepada Tuhan

Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat dipintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

Pantun Adat


Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah

Ikan berenang didalam lubuk
Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang

Menanam kelapa di pulau
Bukum Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah

Ikan berenang didalam lubuk
Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang

Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka

Bukan lebah sebarang lebah
Lebah bersarang dibuku buluh
Bukan sembah sebarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh

Pohon nangka berbuah lebat
Bilalah masak harum juga
Berumpun pusaka berupa adat
Daerah berluhak alam beraja

Pantun Nasihat


Ada ubi ada talas
Ada budi ada balas
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan merana

Jalan kelam disangka terang
Hati kelam disangka suci
Akal pendek banyak dipandang
Janganlah hati kita dikunci

Ilmu insan setitik embun
Tiada umat sepandai Nabi
Kala nyawa tinggal diubun
Turutlah ilmu insan nan mati

Kalau harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama

Hati-hati menyeberang
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah

Manis jangan lekas ditelan
Pahit jangan lekas dimuntahkan
Mati semut karena manisan
Manis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari Jawa
Kain terjemur disampaian
Jangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan

Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat

Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju

Ke hulu membuat pagar,
Jangan terpotong batang durian;
Cari guru tempat belajar,
Supaya jangan sesal kemudian.

Tiap nafas tiadalah kekal
Siapkan bekal menjelang wafat
Turutlah Nabi siapkan bekal
Dengan sebar ilmu manfaat

Banyak sayur dijual di pasar
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
Cepat cepatlah pergi makan

Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding

Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan

Banyak sayur dijual di pasar
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
Cepat cepatlah pergi makan

Kalau harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama

Hati-hati menyeberang
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah

Manis jangan lekas ditelan
Pahit jangan lekas dimuntahkan
Mati semut karena manisan
Manis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari Jawa
Kain terjemur disampaian
Jangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan

Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding

Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju

Ada ubi ada talas
Ada budi ada balas
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan merana

Jalan kelam disangka terang
Hati kelam disangka suci
Akal pendek banyak dipandang
Janganlah hati kita dikunci

Bunga mawar bunga melati
Kala dicium harum baunya
Banyak cara sembuhkan hati
Baca Quran paham maknanya

Ilmu insan setitik embun
Tiada umat sepandai Nabi
Kala nyawa tinggal diubun
Turutlah ilmu insan nan mati

Ke hulu membuat pagar,
Jangan terpotong batang durian;
Cari guru tempat belajar,
Supaya jangan sesal kemudian.

Tiap nafas tiadalah kekal
Siapkan bekal menjelang wafat
Turutlah Nabi siapkan bekal
Dengan sebar ilmu manfaat

Hati-hati menyeberang
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah

Manis jangan lekas ditelan
Pahit jangan lekas dimuntahkan
Mati semut karena manisan
Manis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari Jawa
Kain terjemur disampaian
Jangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju

Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding

Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah

asam kendis asam gelugur
ke 3 asam riang riang
badan menangis di dlm kubur
teringat badan tak pernah sembahyang

Kemumu di tengah pekan
Di hembus angina jatuh ke bawah
Ilmu yang tak pernah di amalkan
Bagai pohon tak berbuah

Buah semangka buah labu
Buah di atas enak rsanya
Berbondonglah kamu menuntut ilmu
Karena wajib hukumnya

Naik pesawat ke pakistan
Sampainya pasti cepat
Belajarlah dari kesalahan
Kelak kebahagiaan akan di dapat

Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan

Bagaimana tidak dikenang
Pucuknya pauh selasih Jambi
Bagaimana tidak terkenang
Dagang yang jauh kekasih hati

Duhai selasih janganlah tinggi
Kalaupun tinggi berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah pergi
Kalaupun pergi bertahun jangan

Batang selasih mainan budak
Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga

Bunga Cina bunga karangan
Tanamlah rapat tepi perigi
Adik dimana abang gerangan
Bilalah dapat bertemu lagi

Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi